REVIEW 20 JURNAL
Nama : - Aldi Fadilah (202146500770)
- Alfahri mawadah DN (202146500780)
REVIEW 20 JURNAL TEORI FERDINAND DE SAUSSURE
Jurnal 1
Judul : Penerapan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dalam Pertunjukan Kethoprak Ringkes
Objek : Pertunjukan Kethoprak Ringkes
Metode :
Kualitatif
Analisis : Menurut Ferdinand de
Saussure (Fanani, 2013), tanda
hanya akan dapat merepresentasikan sesuatu jika si pembaca tanda memiliki
kesamaan pengalaman atas tanda tersebut.
Dalam kethoprak ini sudah dapat dipastikan
bahwa lingkungan pendukungnya berlatar Jawa. Ditunjukkan
dengan dialog yang memakai bahasa Jawa, juga interaksi pada penonton yang memakai
bahasa Jawa. Berbeda dengan pementasan pada umumnya, awal pementasan ini dibuka dengan adegan yang mengisahkan keadaan di belakang panggung. Dalam adegan
ini, ditunjukkan mengenai kesibukan semua orang
yang turut andil dalam pementasan. Ada seorang aktor tua yang datang terlambat dan ditegur. Kemudian ada aktor yang kurang terima dengan
watak yang dibawakan, dan dia mencoba
menegosiasi sutradara agar menjadikan dirinya sebagai aktor utama. Namun sayang, aktor utamanya tetap bukan dia karena
aktor utamanya adalah bos mereka.
Kesimpulan : Pementasan Kethoprak Ringkes dengan judul “Sampek
Eng Tay (Korban
Multikrisis)” sarat dengan pemaknaan yang tidak
bisa dimaknai begitu saja hanya dengan mendengar bunyinya. Penggunaan berbagai kosakata melibatkan sistem tanda
dengan semiotika Saussure. Dalam memahami konteks
pertunjukan memang tidak hanya sebatas
linguistiknya saja, harus seperti teori
Barthes yang memungkinkan hingga pada
signifikasi tataran kedua. Tetapi
pada artikel ini pemaknaan
yang diinginkan memang sebatas dialog saja.
Jurnal 2
Judul : Analisis Semiotik Film Ku Kira Kau Rumah (Semiotika Model Ferdinand De Saussure)
Objek : Film Ku Kira Kau Rumah
Metode : Pendekatan Kualitatif
Analisis : Diangkat dari analisis
film “Kukira Kau Rumah”, film ini bercerita tentang seorang gadis yang divonis
mengidap penyakit bipolar. Karena sakitnya inila orangtuanya terutama papanya
menjadi sangat over protective kepada anak wanitanya ini, hingga papanya sampai
melarangnya untuk berkuliah Dengan menggunakan pendekatan teori semiotika
Ferdinand De Saussure yang menggunakan penanda (signifier) dan petanda (signified)
makna pesan moral yang terkandung dalam film “Kukira Kau Rumah” salah satunya
yaitu : Pesan Moral Kesetiaan dan Pemaaf, Hal tersebut terlihat pada adegan
atau scene pertama, dimana sahabat Niskala yaitu Dinda dan Oktavianus tetap
menghadiri ulang tahun Niskala yang ke-11 tahun meskipun Niskala sudah membuat
Oktavianus cidera di lehernya. Shot yang digunakan dalam scene ialah medium
shot sangat tepat karena dengan menggunakan shot tersebut dapat memperlihatkan
suasana disekitar subjek secara lebih rinci. Pesan moral kesetiaan terhadap pertemanan
juga di tunjukkan dalam scene ke tujuh belas, dimana Dinda tetap menemani Niskala
hingga Niskala berkuliah dan menganggapnya spesial. Shot yang digunakan dalam scene
ini ialah two shot, dimana tipe shot ini menampilkan dua orang dalam satu
frame. Dalam adegan ini, Dinda sedang berbicara dan menjelaskan tentang Niskala
kepada Pram.
Kesimpulan : Setelah dilakukan analisis pada beberapa
scene dengan mengunakan metode analisis semiotika Ferdinand De Saussure untuk mencari
penanda dan petanda sehingga ditemukan makna pesan dalam film. Film ini memiliki
beberapa pesan moral, yaitu mengajarkan tentang kejujuran, kesetiaan dan
pemaaf, kesopanan dan menghargai orang lain, pekerja keras dan pantang
menyerah, serta berikan kebebasan kepada orang lain dan jangan terlalu
mengekang orang lain. Terdapat juga pesan persahabatan dan kesetiaan terhadap
teman yang sangat tinggi. Pesan moral yang paling penting dalam film ini ialah
jangan terlalu mengekang orang lain, berikanlah kebebasan untuk orang lain
terhadap pilihannya. Janganlah kita sebagai manusia terlalu mengatur hidup orang
lain, karena semua manusia memiliki tujuan dan impiannya sendiri.
Jurnal 3
Judul : KAJIAN SEMIOTIKA PADA KUMPULAN PUISI KARYA
MAHASISWA SEMESTER V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA ANGKATAN TAHUN 2014
Objek : KUMPULAN PUISI KARYAMAHASISWA SEMESTER V PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
Metode :
Kualitatif
Analisis : Hasil pembahasan penelitian ini adalah bentuk makna yang terdapat didalam
kumpulan Puisi Karya MahasiswaSemester V Program Studi PendidikanBahasa dan
Sastra Indonesia Angkatan Tahun 2014. Penelitian dalam pembahasan ini dengan
mengelompokkan
jenis
semiotika yang dibedakan atas penanda dan petanda. Penanda (Signifier) merupakan
elemen fisik dari sebuah tanda yang meliputi tanda, kata-kata, image, dan
suara. Saussure mengatakan sinigfier (penanda) bunyi yang bermakna atau coretan
yang bermakna, sedangkan petanda (signified) adalah acuan kedua dari
pemerolehan suatu tanda dalam
semiotika.
Petanda merupakan konsep mutlak yang terdapat pada tanda fisik yang ada. Konsep
mutlak yang dimaksud adalah sesuatu hal yang sudah ada pada sebuah tanda. Kedua
unsur signifier dan signified bagaikan dua sisi dari sekeping mata uang atau
selembar uang kertas. Petanda merupakan suatu pengertian maksud yang terdapat
di sebuah tanda dan
penanda.
Kesimpulan : Berdasarkan
hasil penelitian danpembahasan terhadap Kumpulan Puisi
Karya
Mahasiswa Semester V Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Angkatan Tahun 2014, peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa dengan adanya
fokus penelitian dan rumusan masalah yang telah ditentukan. Analisis semiotika
dalam kumpulan puisi mahasiswa mengenai bentuk makna berdasarkan penanda dan
petanda.Peneliti menemukan penanda dan petanda dari beberapa kumpulan puisi
tersebut. Dari 20 kumpulan puisi mahasiswa yang menunjukkan penanda dan
petanda,banyak ditemukan penanda dan petanda
Jurnal 4
Judul : ANALISIS SEMIOTIK
PIDATO PRESIDEN JOKOWI TERKAIT “SETELAH INI JATAH PRABOWO” SEBAGAI CALON
PRESIDEN 2024
Objek : PIDATO PRESIDEN JOKOWI
Metode : kualitatif deskriptif
Analisis : Pidato Presiden
Jokowi dalam Hari Ulang
Tahun Perindo pada
7 November 2022 berdurasi kurang
lebih 10 menit. Struktur Pidato Jokowi dapat dibagi menjadi 3 bagian, yaitu
pembuka, isi dan penutup. Pada bagian pembuka, Presiden Jokowi menyampaikan
salam dalam berbagai tradisi agama.
Seperti dipaparkan dalam
tabel di bawah,
salam pembuka presiden Jokowi merupakan signifier, Masih
merupakan bagian dari pembuka, dalam pidatonya Presiden Jokowi menyapa hadirin
yang dimulai dari ketua MPR RI, DPR RI, Menteri, Ketua Partai dan Sekjen dari
berbagai Partai yang hdir saat itu. Makna dari sapaan tersebut adalah bawah
dalam tradisi masyarakat Indonesia, ucapan dan salam hormat dari seseorang yang
berpidato adalah hal yang
lazim dilakukan sehingga dalam
menyampaikan pidatonya, ia
bisa lebih diterima oleh audiens.
Kesimpulan : Berdasarkan hasil
dan pembahasan di
atas, pernyataan Presiden
Jokowi pada hari ulang
tahun partai Perindo pada HUT ke 8 partai Perindo pada tanggal 7 Oktober 2022
yang mengatakan “setelah
ini jatah Prabowo”,
bukan merupakan dukungan
Jokowi kepada Prabowo
secara khusus. Merujuk
pada apa yang
disampaikan oleh Saussure bahwa suatu tindak
ujaran dimungkinkan oleh struktur dan tata bahasa yang mengatur cara tanda-tanda
disatukan. Istilah yang
ia gunakan untuk
ini adalah langue dan parole Langue adalah
bahasa yang mendasari, sistem formal
yang dapat dianalisis
secara penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan Parole atau
perkataan (speech) adalah tindakan
ucapan, penggunaan bahasa
untuk pengutaraan maksud Dengan
demikian, berdasarkan pembahasan
di atas, pernyataan presiden
Jokowi “setelah ini
jatah Prabowo” tersebut
hanyalah merupakan gurauan
politik dan ingin menyemangati Prabowo, agar tercipta
suasana yang lebih cair.
Jurnal 5
Judul : Kajian Semiotika
Charles Sanders Pierce: Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks
dan Simbol) Dalam
Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal.
Objek : Relasi Trikotomi (Ikon, Indeks dan Simbol) Dalam Cerpen Anak Mercusuar Karya Mashdar Zainal.
Metode : Kualitatif
Analisis : Hasil analisis data
beserta temuan penelitian dalam cerpen yang berjudul Anak Mercusuar Karya Masdhar
Zainal mencakup beberapa hal yaitu 1) Ikon dalam cerpen Anak Mercusuar Karya
Masdhar Zainal, 2) indeks dalam cerpen Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal, dan
3) simbol dalam Anak Mercusuar Karya Masdhar Zainal. Pierce menjelaskan
bahwa ikon adalah tanda yang hubungan antara penanda dan petandanya bersifat
bersamaan secara bentuk ilmiah. Dengan kata lain, ikon adalah hubungan antara tanda dan objek (acuan) yang bersifat mirip, misalnya potret, foto, gambar dan peta. Berikut analis bentuk ikon yang ada dalam teks cerpen yang berjudul Anak Mercusuar karya
Masdhar Zainal.
Kesimpulan : Berdasarkan data
yang dikumpulkan, dan analisis semiotika C.S
Pierce terhadap cerpen Anak Mercusuar
karya
Masdhar Zainal terdapat ikon, indeks dan simbol di
dalamnya. Diantara ketiga bentuk tanda tersebut, disimpulkan bahwa tanda berupa indeks yang paling banyak ditemukan, yaitu berjumlah 6 bentuk, sementara tanda dalam bentuk ikon
terdapat 4 bentuk dan tanda dalam bentuk simbol terdapat 3 bentuk. Bentuk ikon dalam cerpen Anak Mercusuar meliputi, 1) ikon
dermaga sebagai penanda tempat, 2) ikon
mercusuar sebagai penanda kebaikan, 3) ikon laut sebagai penanda kesengsaraan,
dan 4) ikon sekoci sebagai penanda keselamatan.
Jurnal 6
Judul : Representasi iman dalam film kafir (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)
Objek : Representasi
iman dalam film kafir
Metode : Kualitatif
Analisis : Analisis semiotik yang akan dipakai
peneliti adalah teori tanda Ferdinand de Saussure digunakan guna mengetahui
makna tanda dalam film kafir dengan analisis Signifier dan Signified. Adapun
elemen-elemen makna Saussure sebagai berikut, Maksud daripada elemen-elemen di
atas dalam bukunya Sobur adalah bahwa Saussure menyebut signifier sebagai bunyi
atau coretan bermakna, sedangkan signified sendiri adalah gambaran mental atau
konsep sesuatu dari signifier. Dari hubungan keduanya ini antara keberadaan
fisik tanda dan konsep mental dinamakan signification. Signification sendiri
adalah upaya dalam memberi makna terhadap dunia (Fiske, 1990:44).
Kesimpulan : Film kafir adalah film yang disutradarai
oleh Azhar Kinoi Lubis mengisahkan tentang keimanan yang dimiliki oleh
masing-masing tokoh dalam film kafir.Namun, dalam film ini tidak hanya
menyuguhkan tanda keimanan yang enam, melainkan keimanan terhadap hal yang
ghaib seperti perbuatan yang menyekutukan Allah yang diperankan oleh tokoh
Jarwo, Leila, dan Hanum. Tanda dan petanda dalam film kafir mengenai salah satu
keimanan yang enam adalah: 1) Iman Kepada Qada dan Qadar Allah, makna signifier
dan signified digambarkan oleh tokoh Sri, Andi dan Dina yang menerapkan sikap
tawakal kepada Allah, dan meyakini bahwa ayahnya sudah dipanggil Allah. 2) Iman
Kepada Kitab-kitab Allah, makna signifier dan signified digambarkan oleh tokoh
Sri dengan bacaan ayat qursi untuk melindungi dirinya.
Jurnal 7
Judul : Desa “Kutukan” Bagi Para Pejabat (Analisis Semiotika Mitos Joko Modo dari Rembang)
Objek : Mitos Joko Modo dari Rembang
Metode : Kualitatif
Analisis : Penanda dan tinanda dalam
kisah Joko Modo
melawan Panji Sering akan dapat
terungkap dengan menelusuri alur cerita tersebut. Mitos tentang Dukuh Modo
tempat lahirnya kisah Joko Modo yang ditakuti
oleh para pejabat
pada dasarnya mengandung
tuntunan moral yang dapat
dipraktekkan dalam dunia
modern ini. Berbeda dengan kepercayaan
masyarakat selama ini,
yang menganggap Dukuh Modo
sebagai daerah yang
keramat penuh dengan“kutukan”. Para
pejabat atau pegawai
pemerintah yang masuk
ke dukuh tersebut akan mendapat musibah atau lengser dari
jabatan-nya. Pesan-pesan moral
tersebut dapat dilihat
dari “penanda” dan “tinanda” kisah
Joko Modo dari
Dukuh Modo yang mempertahankan haknya
melawan Panji Sering.
Ada beberapa tanda yang
dapat penulis ungkapkan
dari kisah Joko Modo
yang menyebabkan Dukuh Modo
dianggap kramat, kutukan
bagi para pegawai dan pejabat.
Kesimpulan : Mitos Joko
Modo melawan Panji
Sering merupakan simbol perlawan rakyat
terhadap kaum bangsawan.
Tokoh Joko Modo adalah
simbol rakyat desa
dan Panji Sering
adalah simbol kaum bangsawan. Pertarungan
tersebut diakhiri dengan
kematian Panji Sering, yang
kemudian membuat Bupati
Rembang murka.Kemurkaan sang
Bupati diluapkan dengan membuat larangan para pejabat kabupaten
atau kaum bangsawan
untuk memasuki Dukuh Modo.
Larangan atau “wewaler”
bupati tersebut pada mulanya untuk menghilangkan
kesedihan dan menutup
kenangan yang menimpa Panji Sering.Namun
pada perkembangannya “wewaler” tersebut dianggap sebagai suatu
“kutukan” terhadap Dukuh Modo. Kaum bangsawan dan pejabat tidak boleh masuk ke
Dukuh Modo karena akan mendapat celaka seperti Panji Sering.
Jurnal 8
Judul : Kajian Visual Komik Tahilalats Episode 622 Menggunakan Semiotika Saussure
Objek : Komik Tahilalats Episode 622
Metode :
Kualitatif
Analisis :
Peneliti menganalisis
tanda-tanda yang terdapat di dalam ke 4 panel komik Tahilalats episode 622.
Tanda-tanda tersebut meliputi unsur visual dan verbal. Unsur visual sendiri
meliputi gambar karakter, bangunan, ekspresi karakter, warna, dan pakaian yang
dikenakan karakter. seragam berwarna putih abu-abu. Anak SMA sendiri rata-rata
berusia sekitar 17-20 tahun. Pakaian yang dikenakan oleh karakter lain
merupakan pakaian dinas yang dikenakan oleh pegawai negeri. Jika disekolah
pakaian ini dikenakan oleh guru.
Kesimpulan : Berdasarkan
teori semiotika Ferdinand de Saussure, yang membagi semiotika menjadi signified
dan signifier , penulis dapat menyimpulkan adanya keterkaitan makna antara
unsur verbal dan visual pada setiap panel Komik Tahilalats episode 622.
Keterkaitan ini tidak hanya sebatas antara panel 1 ke 2 atau 3 ke 4. Tetapi
juga keseluruhan panel memiliki keterkaitan baik itu panel 1 dan 4, namun juga
2 dan 4, tanpa terbatas oleh urutan saja. Penulis juga menyimpulkan bahwa cara
penyampaian humor di dalam komik menggunakan metafora ketidaksesuaian atau
Incongruity Theory. Metafora ini digunakan untuk membangun unsur humor di dalam
Komik Tahilalats epsidoe 622. Sehingga dapat disimpulkan, hasil penelitian ini
adalah adanya penggunaan aspek semiotika pada Komik Tahilalats Episode 622.
Yaitu menggunakan tanda-tanda dalam membangun keseluruhan humor yang
disampaikan di dalam komik.
Jurnal 9
Judul : EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM FILM (Analisis Semiotika terhadap Film Athirah, Salawaku, dan Aisyah Biarkan Kami Bersaudara)
Objek : Analisis Semiotika terhadap Film Athirah, Salawaku, dan Aisyah Biarkan Kami Bersaudara
Metode :
Kualitatif
Analisis :
Bagaimana film di Indonesia
menggambarkan kehadiran karakter perempuan melalui scenenya. Adapun objek
penelitian yang dianalisis diambil dari film tahun 2016 dengan judul Athirah,
Salawaku, dan Aisyah Biarkan Kami Bersaudara. Dari ketiga film tersebut
diperoleh total dua puluh scene yang sekiranya mengandung penggambaran
kehadiran karakter perempuan dalam film. Dimana kemudian scene-scene tersebut
di analisis menggunakan Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure dengan
menemukan tanda, penanda serta petanda yang ada pada setiap scene. Film menghadirkan perempuan sesuai dengan
kebutuhan serta tujuan dari pesan yang ingin disampaikan. Sehingga setiap film
memiliki karakter perempuan yang tidak sama. Adapun dari ketiga film yang telah
di analisis menempatkan perempuan dengan peran yang berbeda. Satu film
diantaranya memerankan perempuan sebagai seorang ibu, satu lainnya perempuan
dewasa sebagai guru dan film terakhir perempuan remaja yang suka menantang
diri. Untuk mengetahui seperti apa kehadiran karakter perempuan dalam fim-film
tersebut.
Kesimpulan : Media massa
film menggambarkan gender perempuan melalui scene-nya. Dalam hal ini peneliti
menemukan bagaimana film dalam memberikan eksistensi atau kehadiran kehidupan perempuan
yang di bumbui dengan berbagai macam konflik dalam film Indonesia yang mana
perempuan menjadi tokoh utamanya, yaitu film Athirah, Salawaku dan Aisyah
Biarkan Kami Bersaudara.
Jurnal 10
Judul : ANALISIS SEMIOTIKA DARI LIRIK LAGU ESOK KAN BAHAGIA YANG DIPOPULERKAN OLEH GROUP BAND D’MASIV
Obek : LAGU ESOK KAN BAHAGIA YANG DIPOPULERKAN OLEH GROUP BAND D’MASIV
Metode :
Kualitatif
Analisis :
Banyaknya bencana di Indonesia
pada tahun 2014, menggerakan hati d’Masiv untuk membantu mereka yang tertimpa
musibah. Sebagai seorang musisi, yang pertama terlintas di kepala Rian adalah
menciptakan sebuah lagu untuk mereka. Sebuah lagu yang bisa menghibur,
sekaligus memberikan semangat. Dan terciptalah sebuah lagu berjudul “Esok Kan
Bahagia”. Pada awalnya lirik lagu “Esok kan Bahagia” ini diciptakan Rian
berdasarkan pengalaman pribadinya, tentang kegigihan dan semangat rian dalam
menghadapi berbagai cobaan. Kemudian lagu ini disesuaikan dengan realitas
sosial yang terjadi di Indonesia pada tahun 2014 lalu, yaitu banyak terjadinya
bencana alam yang mengakibatkan banyaknya korban tewas maupun luka ringan,
kerusakan dimana-mana, baik kerusakan psikis, moral, dan kerugian dalam hal
material.
Kesimpulan : Dalam mencari
makna, Saussure membagi tanda menjadi dua bagian, yaitu penanda (signifier) dan
petanda (signified). Proses tanda dari lirik lagu “Esok kan Bahagia” menjadi
makna berdasarkan semiotika Ferdinand de Saussure, yaitu lirik di bagi menjadi
beberapa bagian sesuai dengan elemen-elemen lagu, yaitu verse/bait
Jurnal 11
Judul : Kontruksi Nilai Romantisme Dalam Lirik Lagu (Analisis Semiotoka Ferdinand De Saussure Pada Lirik Lagu “Melukis Senja”)
Objek : Lirik Lagu “Melukis Senja”
Metode :
Kualitatif
Analisis : Lirik lagu yang diteliti merupakan lagu ciptaan Budi Doremi yang
dinyanyikan oleh dirinya sendiri dengan judul
Melukis Senja. Dalam
lirik lagu inipenulis menemukan ada
beberapa kalimat yang Jadi
penanda (signifier) dan petanda
(signified). Dalam penelitian menggunakan pendekatan semiotika Ferdinan De
Saussure ,sebuah kalimat bisa memiliki makna yang berbeda dari lirik
sesungguhnya. Penulis membagi beberapa kalimat dalam lirik melukis senja
ciptaan Budi Doremi dan akan ditelaah menggunakan Pendekatan Semiotika Ferdinand De
Sausurre serta membagi kalimat yang Jadi penanda (signifier) dan
petanda(signified).
Kesimpulan : Pada penelitian
ini, setelah hasil penelitian dan pembahasan didapat kesimpulan dimana lirik lagu
Melukis Senja eratkaitan dengan hubungan romatisme pasangan yang sedang jatuh cinta
jika dikaitkan dengan Triangles yang saling berhubungan satu samalain: Gairah(passion),
Keintiman(intimacy) dan komitmen. Dimana passion antara kedua pasangan bisa dilihat
dan amati pada bait yang penulis ambil sebagai contoh. Keintimanter jadi saat pasangan
merasa dekat dengan selalu ada untuk pasangan.
Jurnal 12
Judul : KONSTRUKSI NILAI-NILAI NASIONALISME DALAM LIRIK LAGU
(ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE PADA LIRIK LAGU “BENDERA”)
Objek : LIRIK
LAGU “BENDERA”
Metode :
Kualitatif
Analisis : Cokelat
adalah nama Grup musik asal Bandung, Indonesia. Grup musik ini memilih nama
“Cokelat” karena mereka ingin musik yang mereka suguhkan bisa dinikmati oleh semua
kalangan, seperti halnya makanan cokelat. Cokelat berdiri pada tanggal 25 Juni
1996, dan sampai saat ini masih
aktif dalam mewarnai panggung blantika musik Indonesia.
Setelah vokalis pertama Kikan
berpisah dengan Cokelat, Cokelat mengumumkan personel barunya yaitu Sarah Hadju,
finalis Indonesian Idol Musim Keempat. Pada tanggal 19 Desember 2011, Sang
vokalis Siti Sabariah Hadju alias Sarah Hadju resmi mengundurkan
diri dari grup band ini
dikarenakan ketidakcocokan Sarah dengan band ini.
Kesimpulan :
Bahwa lagu Bendera yang dibawakan band Cokelat, memiliki nilai-nilai
Nasonalisme yang tinggi. Lirik
yang tajam dan penuh makna tentang kecintaan terhadap Negara dan juga dengan
irama lagu yang rock membuat lagu tersebut memiliki semangat Nasionalisme yang tinggi
pula. Bait per bait menggambarkan tentang kecintaan terhadap tanah air yang direpresentasikan
melalui “Bendera Merah Putih” dimana yang dimaksud adalah Bendera Nasional
Republik Indonesia.
Jurnal 13
Judul : MAKNA CINTA DALAM LIRIK LAGU BISMILLAH CINTA KARYA SIGIT PURNOMO: ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE
Objek : LIRIK LAGU BISMILLAH CINTA KARYA SIGIT PURNOMO
Metode : Kualitatif-Deskriptif
Analisis : disimpulkan
bahwa cinta memiliki jenis yang bermacam-macam seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya. Makna cinta dapat dilhat dari sudut pandang jenis-jenis cinta yang
ada dan bagaimana cinta itu terwujud, berjalan, maupun bagaimana maksud yang
disampaikan dalam lirik lagu yang ditulis oleh pengarang.
Kesimpulan :
Dari hasil penelitian yang ada, peneliti menemukan makna cinta dalam lirik lagu
Bismillah Cinta karya Sigit Purnomo dengan menggunakan pendekatan semiotika.
Pendekatan semiotika yang digunakan merupakan perspektif Ferdinand de Saussure.
Adapun semiotika Saussure mengartikan bahwa bahasa adalah sebagai tanda.
Menurutnya tanda dalam bahasa ini dicirikan dengan signified sebagai penanda
dan signifier sebagi petanda. Hasil penelitian ini didapatkan melalui
tanda-tanda yang terdapat dalam kata maupun kalimat yang digunakan.
Jurnal 14
Judul : ANALISIS SEMIOTIK FERDINAND DE
SAUSSURE PADA IKLAN ROKOK CLASS MILD ( ACT NOW) TAHUN 2013 DI YOUTUBE
Objek : IKLAN ROKOK CLASS MILD
Metode : kualitatif
deskriptif
Analisis : Pada
bagian ini, penulis akan menguraikan lebih detail hasil serta pembahasan dari
hasil analisis iklan rokok class mild (act now) 2013 yang ditampilkan di
YouTube. Signifier : banyak gedung- gedung yang terlihat megah
menjulang tinggi dan kertas - kertas yang
ditulis berbagai hal beterbangandibawa angin
ke berbagai arah dengan diiringi
musik instrumen. Signified:gedung-gedung
yang tinggi menunjukkan peradaban
yang modern maju. Kertas-kertasyang beterbanganmenunjukkan
banyak permasalahanyang terjadi di era
tersebut. Serta musik
yang mengiri digunakan untuk mensingkronisasikan dengan situasi.
Kesimpulan : Iklan rokok
merupakan iklan yang
unik dan kreatif.
Hal tersebut disebabkan
karena produsen rokok tidak
boleh menunjukkan secara
langsung produk rokok mereka,
sehingga mereka harus berpikir sekreatif mungkin untuk mengiklankan produk mereka. Oleh karena
itu, iklan rokok sangat menarik untuk
dikaji. Salah satu iklan rokok yang menarik untuk dikaji yaitu iklan rokok
class mild (act now) tahun 2013. Iklan tersebut menampilkan peradaban
masyarakat modern yang dirundung kompleksitas permasalahan hidup.
Jurnal 15
Judul : Analisis Semiotika De Saussure
dalam Iklan Khong Guan
Objek : Iklan Khong Guan
Metode :
Kualitatif
Analisis : Di
dalam iklan tersebut dapat dikatakan bahwa, makna yang ingin disampaikan kepada
masyarakat bahwa dengan biskuit Khong Guan dapat menjaga tali silahturahmi
sehingga dapat mempersatukan hubungan bersama keluarga dan juga teman-teman.
Selain itu, biskuit Khong Guan ini dapat memberikan kebahagiaan bagi setiap
orang yang menikmati biskuit tersebut bersama keluarga.
Kesimpulan : Di analisis
menggunakan teori semiotika De Saussure yakni di dalam iklan tersebut memiliki
tanda yang menandakan bahwasannya biskuit Khong Guan merupakan simbol biskuit
yang wajib dimiliki saat bulan Ramadhan. Sehingga dari tahun ke tahun Khong
Guan tetap konsisten bahwa akan selalu menjadi biskuit lebaran keluarga guna
mempererat tali silahturahmi.
Jurnal 16
Judul : REPRESENTASI NILAI ISLAM PADA IKLAN BNI SYARIAH
“HASANAH TITIK!” (STUDI ANALISIS SEMIOTIKA FERDINAND DE SAUSSURE)
Objek : IKLAN BNI SYARIAH
Metode :
Kualitatif
Analisi : Nilai Islam terbagi tiga yaitu
nilai Aqidah, ibadah, dan ahlak. Dari analisis semiotika Ferdinand de Saussure
tersebut penulis menemukan nilai Islam pada iklan BNI Syariah “Hasanah Titik!”.
Kesimpulan : Setelah selesai
mengamati dan menganalisa pada bab sebelumnya, kesimpulan yang dapat diambil
pada skripsi mengacu pada pembahasan yang ada yakni. Ternyata pada iklan BNI
Syariah terdapat nilai aqidah, ibadah, dan akhlak. Dari 10 scene representasi
yang peneliti tentukan pada iklan BNI Syariah ”Hasanah Titik!” ternyata yang
lebih banyak direpresentasikan adalah nilai akhlak dari pada merepresentasikan
nilai aqidah dan ibadah. Sesuai dengan tema iklan mareka yaitu “Hasanah
Titik!”, ini berkaitan dengan sikap dan perilaku.
Jurnal 17
Judul : Semiotika Langit dan Bumi Dalam Alqur'an : Perspektif Ferdinand De Saussure
Objek : Alqur'an
Metode : Kualitatif
Analisis
: Analisis, yaitu melakukan analisis data-data yang diperoleh
dengan menggunakan dua tahap yang dianalisis menggunakan teori semiotika Ferdinand
Saussure. Yang pertama penulis menganalisis malalui ayat tentang
penciptaan langit dan bumi yang mana ayat tersebut menjadi langue. Kedua,
mencari subjek, predikat objek atau di dalam bahasa Arab dikenal dengan
fiil, fa’il, maf’ul yang merupakan bagian dari analisis sintamagtik.
Kesimpulan : Pandangan Al-Qur’an, adanya hubungan antara eksistensi
dirinya langit dan bumi dengan manusia sebagai penghuni dimana Al-Qur’an
mengarahkan supaya hubungan itu produktif dan saling menguntungkan
manakala tidak terjadi saling menguntungkan misalnya sifat hubungan yang saling
eksploitatif maka akan terjadi ketidakseimbangan yang akan mengakibatkan
kerusakan alam dan kehancuran.
Jurnal 18
Judul : Analisis Semiotika Strukturalisme Ferdinand De Saussure Pada Film " Berpayung Rindu"
Objek : Film " Berpayung Rindu "
Metode : Deskriptif
kualitatif
Analisis
: Dalam teori
semiotika strukturalisme Saussure menggunakan sistem bahasa yang secara kolektif
seolah sudah menjadi kesepakatan bersama oleh semua pengguna bahasa. Sobur
dalam (Fanani, 2013) mengungkapkan bahwa konsep signifier merupakan aspek material
yang memiliki makna, sedangkan signified adalah aspek mental. Hal
yang tertangkap oleh pikiran kita yang ditulis atau apa yang dibaca
merupakan sebuah penanda (signifier) sedangkan petanda (signified) merupakan
makna atau pesan yang ada dipikiran kita tentang sesuatu yang kita
tangkap. “Penanda dan petanda merupakan kesatuan, seperti dua sisi dari sehelai
kertas,” kata Saussure.
Kesimpulan : Berdasarkan uraian analisis yang telah disampaikan diatas
mengenai film web series Berpayung Rindu dengan analisis semiotika
Ferdinand de Saussure dapat ditarik sebuah kesimpulan mengenai penanda
(Signifier) dan petanda (Signified) serta makna dari iklan tersebut
yaitu film ini lebih mengarahkan ke pesan moral terlihat dari adegan
per episodenya yang mana film ini mengisahkan sepasang suami istri
yang berpisah karena perselingkuhan dan yang menjdai korban adalah sang
anak yang akibatnya sang anak kehilangan kasih sayang salah satu
dari orang tuanya yaitu seorang ibu.
Jurnal 19
Judul : Analisis Semiotika Iklan Energen Rasa Kurma Menggunakan Teori Ferdinand De Saussure
Objek : Iklan Energen Rasa Kurma
Metode : Kualitatif
Analisis : Energen sendiri merupakan
produk minuman sereal yang memiliki banyak manfaat yaitu untuk meningkatkan
sumber energi dalam menjalankan aktivitas harian. Kemudian energen juga dapat membantu
memenuhi kebutuhan gizi tubuh serta membantu meningkatkan daya tahan tubuh.
Kini energen memiliki rasa varian baru untuk menemani masyarakat Indonesia di
bulan Ramadan, yaitu energen rasa kurma. Mungkin varian terbaru energen ini
bisa menggantikan buah kurma asli ketika malas untuk membeli ke minimarket atau
supermarket. Karena energen rasa kurma ini sudah tersedia di warung kelontong
di sekitar kita.
Kesimpulan : di dalam iklan tersebut memiliki
tanda yang menandakan bahwasannya energen rasa kurma merupakan simbol makanan
atau sereal yang wajib dan bisa juga pengganti saat di bulan Ramadan. Sehingga
dari tahun ke tahun energen rasa kurma tetap konsisten bahwa akan selalu ada
untuk menemani ketika di bulan Ramadan.
Jurnal 20
Judul : Analisis Semiotika Iklan Layanan
Pencegahan Narkoba
Objek : Iklan Layanan Pencegahan Narkoba
Metode :
Kualitatif
Analisis : memahami bahaya
yang timbul dari
penya lahgunaan narkoba karena
peserta didik sangat diharapkan
untuk bisa menjadi generasi penerus bangsa (Mardin et al.
2022). Beberapa program edukasi
juga perlu diterapkan
di lingkungan sekolah
seperti peer educator atau
konseler sebaya yang
berperan sebagai pembicara
tentang edukasi dan pendengar
untuk temannya dalam
menangani masalah serta
memberikan solusi supaya tidak
terjerumus penyalahgunaan
narkoba. Bersama dengan
konseler sebaya, guru BK
juga berperan sebagai
pendengar yang terbuka terhadap permasalahan siswasiswi serta
tanggap dalam menangani pencegahan
narkoba. Selain itu,
sekolah juga dapat melakukan
kerja sama dengan
pihak BNN dan kepolisian
untuk melakukan sidak serta
tes urin sebagai
bentuk pencegahan narkoba pada
lingkungan sekolah (Fitriana, 2019)
Kesimpulan : Pesan bahayanya
narkoba dalam Iklan Layanan Masyarakat (ILM) Stop Narkoba: “Kita Udah Gak
Bisa Bareng Lagi”
berdasarkan analisis
semiotika Ferdinand De
Saussure dengan menggunakan tanda signifeddan signifer menunjukkan bahwa
pengguna narkoba akan merasakan
dampak negatif, seperti
kerusakan mental, fisik
yang menye babkannya dijauhi oleh
orang- orang sekitarnya, termasuk keluarga
terdekat dan orang tua. Dengan dampak tersebut pemakai
akan merasakan stres yang dapat
menyebabkan melakukan bunuh diri.
Komentar
Posting Komentar